Kalau kita mendengar, membaca dan melihat seorang menjalani jabatan guru dalam kesehariannya sesuatu hal yang abstrak hasil dari kinerjanya. Kecuali bagi orang-orang yang amat menyadari bahwa guru memegang tanggung jawab moral yang amat berat bagi tahapan dalam penguatan sumber daya manusia. Sisi lain, guru sebagai manusia yang tidak lepas dari sebuah kelilafan dan kealfaan.
Mungkin pekerjaan guru sangat jauh dari tanggung jawabnya dengan pekerjaan lainnya. Karena guru berhadapan dengan benda hidup yang harus dipola, disain dengan program yang tidak bisa dimanipulasikan. Seperti yang sering diungkapkan oleh Kepala UPTD Pendidikan Kec. Gunung Jati, Tien Sutini, S.Sos., M.Pd. disela-sela saat pembinaan dalam kunjungan di tiap SD-SD , baik buat Kepala sekolah maupun guru-guru sebagai binaannya, "Kita sedang dipercayakan orang tua sebagai bagian dari masyarakat. Kelembutan, suritauladan untuk tidak sekali-kali Sebagai guru kencing berdiri murid kencing berlari." ungkapan itu sangat menggugah hati, namun sangat dibutuhkan kekuatan batin, jiwa yang tegar dalam menghadapi murid-muridnya yang berangkat dari multi karakter orang tuanya, ada yang berangkat dari sebuah keluarga yang pas-pasan status ekonominya, pertengkaran orang tuanya yang tidak pada tempatnya, kemanjaan orang tua akan anak-anaknya, kesibukan orang tua yang berbagai alasan menyatu dalam satu ruangan.
Tempaan guru dalam kesehariannya akan terus berlanjut bahkan akan diterima dari lingkungan, masyarakat birokrasi terkait. Namun itu merupakan bentuk peningkatan ketegaran dari guru untuk tidak mengejar peningkatan ekonomi semata, tetapi kepuasan batin kala memandang siswanya menjadi orang sukses. Pendidikan di Indonesia langsung atau tidak langsung, belum mendudukkan guru sebagai basis yang kuat dalam penguatan sumber daya manusia.
Kalau ada diantara guru bisa mengaktualisasikan dirinya menjadi birokrat, pengambil kebijakan sebagian idealisme gurunya merangkak, melayang menipis entah kenapa .....mungkin sistemnya sangat jauh...saat jadi guru.... Tetapi minimal sedikit banyak memahami keseharian guru akan dijembataninya, cuma tidak sehebat pekerjaan lain, guru banyak mengedepankan kepentingan sumber daya manusia, terlepas dari kekurangan guru sebagai manusia biasa. Dari sinilah mitra guru, masyarakat dan pemerintah sangat sebagai tonggak yang kuat untuk bisa menghantarkan, kinerja guru untuk lebih baik.
Bukan untuk dibawah diluar sistem guru.. SEMOGA.
No comments:
Post a Comment